4 Indikator Penting Dalam Memilih Saham Dividen Terbaik
Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dari berinvestasi saham. Selain harga saham yang berpotensi mengalami kenaikan (capital appreciation) di kemudian hari, beberapa saham juga rajin membagikan profitnya dalam bentuk dividen secara berkala. Dividend investing atau berinvestasi di saham-saham berkualitas yang membagikan dividen inilah salah satu cara kita untuk mendapatkan passive income. Bayangkan jika kita memiliki portofolio saham senilai 1 milyar rupiah dan dividen rata-rata yang diberikan saham-saham tersebut senilai 7.2% per tahun. Berarti kita akan mendapatkan passive income sebesar 72 juta per tahun atau 6 juta per bulan. Luar biasa bukan!?
Lalu bagaimana kriteria saham yang pantut kita beli untuk menambah passive income kita ini? Berikut 5 indikator penting dalam memilih saham dividen terbaik:
Dividend Track Record
Track record atau rekam jejak ini penting karena jika kita mengandalkan dividen sebagai passive income, tentunya kita mau memiliki saham yang rutin memberikan dividen tiap tahunnya, bukan hanya 1 atau 2 tahun saja. Berikut adalah beberapa contoh saham Indonesia yang dalam 5 tahun terakhir (2017-2021) rutin memberikan dividen dengan yield di atas 3%:
Nama Perusahaan | Kode Saham | Dividend Yield (per harga saham 2 Nov 2022) |
Delta Djakarta | DLTA | 7.77% |
Merck | MERK | 4.53% |
Bank Mandiri | BMRI | 3.47% |
Selamat Sempurna | SMSM | 5.7% |
Adaro Energy | ADRO | 7.58% |
Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio adalah rasio yang didapat dengan cara membagi besar dividen per saham dengan laba per saham. Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan menggunakan terlalu banyak uang kasnya untuk keperluan pembayaran dividen ini. Rasio yang terlalu besar (lebih dari 75%) menunjukkan bahwa jumlah dividen yang dibagikan di tahun tersebut tidaklah sustainable. Dengan rasio yang terlalu besar, perusahaan berpotensi memotong atau menghentikan pembagian dividen di masa mendatang jika terjadi masalah dalam arus kas.
Dividend Growth Rate
Jika pada akhirnya kita mau menggantikan penghasilan bulanan kita dengan passive income yang didapatkan dari dividen, tentunya kita harus memperhatikan besar inflasi per tahun. Ingat bahwa nilai uang kita 5 tahun lagi akan lebih kecil dari nilai uang tersebut hari ini karena disebabkan oleh inflasi. Maka dari itu, alangkah baik jika dividen yang diberikan oleh perusahaan pun mampu meningkat setiap tahunnya seiring dengan besarnya inflasi
Company Fundamentals
Last but not least, kita pun harus mengecek fundamental dari si perusahaan pemberi dividen. Hanya perusahaan yang mempunyai arus kas yang sehat, hutang yang aman, dan profit yang meningkatlah yang mampu memberikan dividen secara berkesinambungan. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki hutang yang banyak, profit yang tidak seberapa, perusahaan tidak akan mampu menggunakan uang kasnya untuk keperluan membayar dividen.
Comments
Post a Comment